Tidak semua makanan yang sudah kita siapkan bisa dilahap habis dalam sekali santap. Apalagi kalau dalam jumlah cukup besar seperti saat hari raya atau momen-momen khusus lainnya. Begitu pula bahan makanan mentah yang dijual para pedagang. Prinsip “sayang kalau dibuang” membuat kita berpikir keras, bagaimana agar bahan makanan tersebut bisa awet dan tahan lama. Lalu ditambahkanlah zat/bahan tertentu yang mampu membuat makanan awet dan tidak cepat busuk/rusak. Bahan-bahan tersebut kita kenal dengan bahan pengawet makanan.
Banyak sekali bahan-bahan pengawet yang beredar di
pasaran. Bahan
pengawet tersebut ada dua macam, yaitu bahan pengawet alami dan bahan pengawet
sintetis (buatan). Bahan pengawet alami adalah yang paling aman untuk digunakan
sebagai pengawet makanan. Bahan yang digunakan biasanya gula atau garam.
Adapun
bahan pengawet sintetis, banyak sekali macamnya seperti natrium benzoat maupun
asam sorbat. Pengawet yang terbuat dari bahan-bahan kimia ini boleh
dipergunakan dalam makanan dengan kadar
tertentu, sesuai yang diijinkan oleh Kementerian Kesehatan atau BPOM. Di samping itu
ada pula pengawet sintetis yang dilarang digunakan untuk mengawetkan makanan,
diantaranya formalin.
Akhir-akhir ini formalin sering digunakan untuk
mengawetkan makanan, seperti tahu, mi basah, ikan dan daging ayam. Formalin
sebenarnya bahan kimia yang hanya boleh digunakan untuk keperluan di luar
tubuh, artinya formalin tidak boleh masuk ke dalam tubuh manusia karena akan
sangat merusak organ-organ yang ada.
Formalin biasa digunakan untuk mengawetkan mayat dan
organ-organ makhluk hidup, sebagai pembasmi hama, disinfektan dalam industri
plastik dan busa serta untuk sterilisasi ruangan. Para pedagang nakal sengaja
memilih formalin karena harganya yang lebih murah jika dibanding pengawet
makanan yang diperbolehkan, seperti asam sorban atau natrium benzoat. Selain
murah, formalin juga lebih irit, mudah digunakan karena berbentuk larutan serta
mudah didapatkan di toko-toko kimia.
Namun dibalik kemudahan dan harga yang murah itu formalin
menyimpan segudang bahaya bagi tubuh manusia. Formalin memiliki efek toksik
yang sangat tinggi dan bersifat karsinogenik yang akan menyuburkan pertumbuhan
sel-sel kanker. Di dalam formalin terkandung 37% formaldehid dalam air, dan
bila digunakan untuk mengawetkan, ditambahkan metanol hingga 15%. Bila
bahan-bahan ini masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan berakibat fatal.
Berbagai penyakit akut maupun kronis akan menyerang tubuh.
Ciri Makanan Berformalin
Bagi kita orang awam, mungkin agak kesulitan untuk
mengetahui seberapa kadar formalin yang ada dalam suatu jenis makanan. Namun
karena besarnya bahaya yang ditimbulkan oleh formalin, perlu kiranya kita
mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung formalin.
Untuk menguji ada atau tidaknya kandungan formalin pada
makanan, kita bisa gunakan kertas indikator pada air rendaman makanan tersebut.
Kertas indikator ini dapat kita peroleh di apotek atau toko obat. Bila kertas
indikator itu kemudian berubah warna setelah dicelupkan ke dalam rendaman, maka
bisa dipastikan makanan tersebut menggunakan formalin. Lalu bagaimana
jika kita tidak sempat menguji? Sementara di depan kita ada makanan yang
meragukan? Berikut beberapa ciri makanan yang memiliki kandungan formalin.
1. Ikan
1. Berwarna putih
bersih dan dagingnya kenyal
2. Insang tidak
berwarna merah segar melainkan merah tua
3. Pada suhu 25°
bisa tahan hingga beberapa hari. Sebagai uji sederhana, coba suguhkan ikan yang
baru saja Anda beli pada kucing. Bila kucing tidak mau memakan bahkan pergi,
itu pertanda ikan yang Anda beli mengandung formalin atau bahan-bahan kimia
lainnya
4. Tidak ada bau
amis khas ikan, melainkan bau menyengat khas formalin
2. Ayam potong
1. Berwarna putih
bersih
2. Pada suhu kamar
bisa awet hingga beberapa hari
3. Tahu
1. Memiliki bentuk
yang sangat bagus dan kenyal
2. Tekstur sangat
halus, tak mudah hancur
3. Pada suhu 25°
bisa tahan sampai 3 hari, di dalam pendingin tahan hingga 2 minggu.
4. Bau cukup
menyengat serta aroma khas kedelai sudah tidak begitu terasa lagi
4. Mie basah
1. Baunya sedikit
menyengat
2. Pada suhu ±25°
(suhu kamar) bisa tahan hingga 2 hari, sedangkan bila disimpan di dalam
pendingan (suhu 10°) bisa awet hingga lebih dari 15 hari
3. Mie nampak
mengkilap seperti dilumuri minyak, tidak lengket dan sangat kenyal (tak mudah
putus)
Sebenarnya
ada beberapa jenis makanan lagi yang biasa ditambah formalin. Namun ciri-ciri
di atas insya Allah cukup untuk digunakan sebagai acuan dalam menguji apakah makanan tersebut mengandung formalin atau tidak.
sekian dulu gan Semoga bermanfaat artikelnya. Terima Kasih ^.^
sekian dulu gan Semoga bermanfaat artikelnya. Terima Kasih ^.^
SUMBER :
0 komentar: